“Mengoreksi
Praktek Puji-Pujian Jemaat” (Bagian
I) menyoroti praktek bernyanyi secara keseluruhan yang dilakukan oleh warga
gereja/jemaat dalam melakukan puji-pujian jemaat/liturgi pada saat kebaktian.
Sebuah praktek bernyanyi yang sungguh memprihatinkan yang selalu disuguhkan di
dalam setiap proses kebaktian di hampir seluruh gereja-gereja di bawah naungan
GMIT. Sebuah praktek puji-pujian yang tidak dapat dipertanggungjawabkan baik
dari segi teori, praktek, etika maupun estetika berkesenian. Sebuah praktek
puji-pujian yang meninggalkan ‘sejuta’ tanda tanya baik dari kalangan gereja/warga
GMIT sendiri, maupun gereja/warga dari denominasi lain, dan bahkan dari
kalangan non Kristen. Sebuah praktek puji-pujian yang akhirnya memberi ‘citra
negatif’ bagi gereja/warga GMIT dari masa ke masa.










